Rabu, 04 September 2013

I had been refused

Setelah malam itu gue sering menelfon putri, rutin 3 kali dalam seminggu, mungkin putri sendiri sudah hafal kapan waktu gue akan telfon. Gue bisa menghabiskan waktu berjam-jam saat menelfon putri, dan itu terasa hanya beberapa menit saja. Saking lamanya gue nelfon putri, kita sering kehabisan topik untuk dibicarakan. Dan kalau sudah begini gue biasa menghela nafas panjang kemudian berdehem,  putri ikut menghela nafas dan berdehem. Mendengar deheman itu gue tertawa kecil, dan putripun ikut tertawa kecil. Gue tanya ke putri “kenapa ketawa? Ada yang lucu?” dengan spontan putri membalas “Lo juga kenapa ketawa? Ada yang lucu?”
lalu kita sama-sama tertawa, mendengarkan suara tawa satu sama lain lewat telfon.

Pendekatan seperti ini sudah gue lakukan beberapa minggu dan so far good, dan gue berniat untuk menyatakan perasaan gue ke putri dalam waktu dekat. Gue mencari cara yang tepat untuk menembak putri. Gue sempet berfikir untuk menembak di sekolah dengan ngomong langsung, tapi rencana ini gue urungkan karena gue gak punya cukup keberanian untuk melakukan hal itu. Akhirnya gue memutuskan untuk menembak putri lewat sms. Sampai sekarang gue masih inget sms yang gue kirim untuk nembak putri. Saat itu jam setengah sepuluh pagi, dan gue sedang di rumah kakek gue.

Sms gue               : put gue boleh cerita gak?
Sms putri             : boleh, cerita apa?
Sms gue               : jadi gini, gue lagi suka sama cewek
Sms putri             : oh gitu, terus
Sms gue               : tapi gue gak yakin kalo dia mau nerima gue pas gue tembak
Sms putri             : gapapa lagi, dicoba aja. Emang Lo suka sama siapa sih?
Sms gue               : hmm.. gimana ya. Tapi jangan dikasih tau siapa-siapa ya?
Sms putri             : iya deh gak dibilangin siapa-siapa
Sms gue               : aku suka sama kamu put, kamu mau gak jadi pacarku?

Gue langsung membalik hp setelah mengirim sms itu, gue takut kalo balesan yang dikirim putri adalah kata “enggak”. Hp gue taroh dibawah bantal, 1 menit nunggu belum ada balasan, 5 menit nunggu belum ada balesan, 10 menit belum ada balesan. Akhirnya gue sms lagi “kok gak dibales? Gak mau ya?” beberapa menit setelah itu ada balasan dari putri, “eh maaf tadi gue masih di belakang, emang kenapa lo suka sama gue”. Gue bales “soalnya kamu baik”, “Cuma itu” balas putri. “apa lagi ya, pokoknya yang baik-baik deh”.

“hadeh...  maaf sebelumnya, gw gak mungkin nerima lo karena gue sudah punya pacar, dan gue gak mungkin bisa menerima lo untuk jadi pacar yang kedua. Maaf ya”


Setelah membaca sms itu gue langsung lemes, rasanya hidup udah selesai, mau ngapain aja serba gak enak. Mau makan gue inget kalo gue barusan ditolak putri. Mau tidur gue juga inget kalo gue barusan ditolak putri. Gak ada hal yang membuat gue lupa kalo gue barusan ditolak putri. Dan saat ini, saat gue menulis tulisan ini gue juga ingat, gue dulu ditolak putri. 
 
 
Copyright © Fahmy Ballers
Blogger Theme by BloggerThemes