Rabu, 23 Oktober 2013

Efek ditolak

Kita sama-sama menjadi orang yang berbeda setelah Putri menolak gue. Tidak ada lagi canda tawa seperti hari-hari sebelumnya. Cara kita melihat satu sama lain pun berbeda, mungkin dia masih merasa tidak enak karena telah menolak gue. Tidak jarang gue membayangkan, seandainya hari itu bisa diulang dan Putri mengatakan sebaliknya. Semakin gue mencoba membayangkan hal itu rasanya semakin sakit  setelah sadar.

Semua serba berubah ketika Putri menolak gue, telfon yang biasa gue buat telfon Putri sekarang menjadi mimpi buruk. Entah mengapa seolah gue menjadi trauma dengan apa saja yang berhubungan dengan Putri. Nomor hp putri gue hapus saat itu juga. Meski nomor hp Putri gue hapus sampai sekarang gue masih inget nomor hp putri saat SMP 0857367***29.


Keadaan di kelas pun sudah jauh berbeda, dulu gue yang paling benci mendengar bel pulang karena gak bisa lihat putri sekarang menjadi terbalik.  Gue justru benci kalo bel pulang sekolah masih lama. Begitu bel berbunyi gue langsung cabut, langsung pulang ke rumah dan tidak ingin mencoba untuk mengingat-ingat kembali apa yang barusan terjadi di sekolah. Apakah gue marah? Mungkin tidak. Mungkin gue yang tidak siap untuk ditolak putri. Dan kalaupun gue marah gue juga gak berhak, terserah putri mau menerima atau menolak gue untuk jadi pacarnya. Tapi yang jelas, gue mencoba untuk sejenak menghapus putri dari pikiran gue.
 
 
Copyright © Fahmy Ballers
Blogger Theme by BloggerThemes