Jumat, 01 November 2013

Efek ditolak #2

Semenjak gue tahu kalau putra berpacaran dengan putri, gue jadi males banget kalau lihat orang pacaran. Karena setiap gue melihat orang berpacaran gue selalu inget mereka berdua. Gue berusaha mencari sesuatu yang bisa membuat gue lupa dengan mereka. Dan pada saat itu temen gue Fatih mengajak gue untuk mencoba bermain game online. Tawaran itu langsung gue iyakan, gak peduli gue suka game atau tidak, harapannya jelas, gue pengen ngelupain putri.


Setelah beberapa hari berjalan, nampaknya gue jodoh dengan game yang ditawarin Fatih. Setiap sepulang sekolah gue gak pernah absen untuk mampir ke warnet langganan di deket sekolah, gue mulai kecanduan oleh game itu. Dan gue mulai berpikir kalau gue pergi ke warnet terus-terusan gue bisa menghabiskan uang saku untuk main doang. Disisi lain game ini udah berhasil membuat gue sedikit lupa dengan putri. Akhirnya mau tidak mau gue gak pernah jajan disekolah, gue lebih memilih untuk membelanjakan uang saku gue untuk main di warnet.

Meskipun game sudah menolong gue untuk bisa sejenak melupakan putri, namun game itu hanya menolong saat pulang sekolah. Gue masih belum bisa mengalihkan perhatian ke putri saat di kelas. Mulai saat itu gue berubah menjadi anak yang sangat nakal. Entah mendapatkan bisikan dari mana gue menjadi sering membuat bahan tertawaan dari materi yang disampaikan guru, dan hasil yang gue dapat adalah, gue dipanggil untuk menghadap ke ruang BP untuk pertama kalinya.

Meskipun sudah mendapatkan hukuman dari guru BP, gue masih belum jera. Berbagai hal-hal bodoh terus gue lakukan seperti, gue bolos sekolah untuk main game di warnet. Bolos pelajaran yang gue gak suka lalu tidur di masjid. Gue juga pernah nglemparin speaker di sebelah lab ipa dengan buah mangga, padahal speakernya gak salah apa-apa dan dengan biadabnya speaker itu gue lemparin. Dan berkat ulah-ulah gue diatas, gue jadi sering bolak-balik masuk BP untuk dihukum.

Ada sensasi berbeda yang gue rasakan ketika menjadi anak yang nakal. Sepertinya gue bisa memperoleh kepuasan dengan melakukan perbuatan yang diluar normal. Nampaknya putri semakin tidak suka dengan sikap gue yang berubah menjadi nakal. Pikir gue saat itu adalah “siapa yang peduli?” masa bodo dia mau suka, mau benci atau mau biasa aja ke gue, dan gue gak peduli.

Gue menyadari cinta bisa merubah siapa dan apa saja. Gue yang dulu sangat rajin memperhatikan putri pada saat itu gue berubah menjadi masa bodoh dengan putri. Gue yang dulu merubah sikap gue untuk menjadi anak yang baik untuk mencuri perhatian putri pada saat itu justru berubah menjadi anak yang nakal yang dibenci putri. Dulu gue yang sering kepikiran putri sebelum tidur pada saat itu gue lebih memilih untuk memikirkan game online. Pada saat itulah hubungan gue dengan putri berubah total menjadi sangat tidak harmonis.
 
 
Copyright © Fahmy Ballers
Blogger Theme by BloggerThemes